Home
Kalender Kegiatan Komunitas
Renungan Prapaskah 2018
Bacaan Harian Bersama John Main
Daily Wisdom
Weekly Teaching
Newsletter
Renungan Bacaan Injil
Bahan Pengajaran
> > Bahasa Indonesia
> > Bahasa Inggris
Cara Bermeditasi
Pokok Pengajaran
Oblat WCCM
Kerabat Meditator


Acara Khusus
Jadwal Pertemuan
Kolom Tanya Jawab
Berita & Foto
Sharing
Kepustakaan
Tentang Kami
Hubungi Kami















Links:
Bahasa Inggris
* WCCM
* Programme | Bonnevaux Centre for Peace
* School of Meditation
* Christian Meditation for Priests












Renungan Bacaan Injil:

Pengajaran 2: APA ITU MEDITASI?

Meditasi membimbing kita pada doa kontemplatif, mengulang kata doa atau yang disebut oleh Pater John Main sebagai "mantra" dengan setia. John Main menemukan kembali cara doa ini dari tulisan-tulisan umat Kristiani dari gereja Perdana; yaitu para Bapa dan Ibu Padang Gurun, terutama Yohanes Kasianus. Pada abad ke empat banyak dari mereka yang mengundurkan diri ke gurun pasir di Mesir untuk menjalani hidup Kristiani yang murni berdasarkan ajaran Yesus. Seluruh kehidupannya hanya berputar sekitar doa. Ungkapan yang dianjurkan Yohanes Kasianus adalah: "Tuhan datanglah menolong kami. Tuhan bersegeralah menolong kami". Doa ini sekarang sering diucapkan dalam kegiatan sehari-hari. John Main menyederhanakannya menjadi satu kata "Maranatha". Dia memilih kata tersebut, karena merupakan doa Kristiani paling kuno dalam bahasa Aram, bahasa yang digunakan oleh Yesus. Terlebih lagi, kata tersebut tidak ada hubungannya dengan kita, sehingga tidak memicu keinginan tahu kita untuk memikirkannya.

Pengulangan kata doa ini dengan setia dan penuh kasih akan membimbing kita agar tubuh dan pikiran kita diam dan membantu kita untuk masuk dalam keheningan di pusat kedalaman diri kita. Seorang mistikus abad ke 14 yang terkenal Meister Eckhart berkata: "Tidak ada suatupun dapat menggambarkan Allah sebaik keheningan." Di dalam pusat kebenaran dikedalaman diri kita tinggallah Kristus, dan di sana kita masuk dalam doa Yesus. John Main mengatakannya dalam 'Saat Kristus' (Moment of Christ):

"Kita yakin bahwa pesan inti dari Perjanjian Baru sebenarnya hanya ada satu doa dan doa tersebut adalah doa Kristus. Inilah doa yang selalu ada di dalam hati kita siang dan malam. Saya dapat menggambarkannya sebagai aliran kasih yang terus menerus mengalir antara Yesus dan Bapa-Nya. Aliran kasih ini adalah Roh Kudus."

Tujuan pertama kita adalah agar dapat memusatkan pikiran kita pada mantra selama waktu meditasi. Pada dasarnya hal ini cukup sulit, karena pikiran-pikiran kita terus menerus datang silih berganti. Pikiran kita suka mengkhayal, mengenang masa lampau, atau mendata semua tugas-tugas yang harus kita lakukan setelah meditasi. Kita hanya perlu bersabar.Saat Anda menyadari telah tersesat, janganlah menghakimi atau mengkritik diri, tetapi perlahan-lahan arahkanlah pikiran pada kata doa Anda kembali. Terima sajalah karena hal ini memang alami. Pikiran Anda seperti seekor anak anjing yang suka bermain, selalu ingin berlarian daripada hanya duduk di dekat Anda. Anda tidak akan marah dengan anak anjing Anda bukan? Anda dengan lembut dan kasih akan menyemangatinya untuk kembali.

Selama Anda tidak merasa terpaksa melakukannya - janganlah gunakan mantra layaknya tongkat golf untuk memukul pikiran Anda,.tapi perlahan lahan, tanpa menyadari apapun pelanturan yang ada tetaplah bersama mantra Anda. Pikiran-pikiran Anda mungkin masih ada di situ sebagai latar belakang, - Anda tidak perlu menghiraukannya.

Semakin banyak Anda berlatih, semakin mudah selanjutnya bagi Anda untuk tidak lagi mengucapkan mantra itu, Anda tampaknya mendengarkan mantra tersebut dan akhirnya mantra akan bergema sendiri di dalam hati Anda. Kemudian tubuh dan pikiran Anda akan menjadi pusat keberadaan diri Anda didalam keselarasan dan kedamaian.

Dalam 'Word Into Silence'{Jalan menuju Keheningan- Dioma Malang} John Main menjelaskan sebagai berikut:

"Dipermukaan pikiran Anda sekarang selaras dengan kedamaian yang ada dikedalaman pusat keberadaan diri kita. Suara keselarasan yang sama ada diseluruh diri kita. Dalam keadaan ini kita telah melampaui pikiran, melampaui angan-angan, dan melampaui semua gambaran. Kita hanya beristirahat dengan Yang Maha Benar, kehadiran Pribadi Allah yang tinggal di dalam hati kita".

Kim Nataraja


Lainnya:







Meditasi Kristiani Online:
Praktek dan Pengajaran Singkat
Six Week
Week 1:


Week 2:


Week 3

Week 4

Week 5

Week 6

Subscribe Youtube: Meditasi Kristiani Indonesia



YOUTUBE: